Jumat, 02 Desember 2011

CEREBRAL PALSY

Cerebral palsy dilihat dari asal katanya adalah cerebral/cerebrum yang berarti otak dan palsy berarti kekakuan. Menurut arti katanya cerebral palsy merupakan suatu kekakuan yang disebabkan oleh kelainan yang terdapat di otak. Dengan demikian Cerebral palsy merupakan suatu kelainan yang disebabkan adanya gangguan dalam otak, dan kelainannya berupa kekakuan pada anggota gerak. Cerebral palsy disebut juga spastische-paralyse, karena kenyataannya pada anak cerebral palsy sering dijumpai kelayuhan atau kelumpuhan yang bersifat kekaku-kakuan. Cerebral palsy disebut pula Little disease yang diambil dari nama seorang dokter yang menemukannya yaitu Dr. William John Little dari Inggris yang merupakan orang pertama yang menulis tentang kelainan ini.



KLASIFIKASI CEREBRAL PALSY

1. Berdasarkan Derajat Kecacatannya

Berdasarkan derajat kecacatannya, cerebral palsy dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok. Yaitu ringan, sedang , dan berat. Pengklasifikasian ini dilandasi atas kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari / activity daily living (contoh : makan, mandi, berpakaian, mencuci), kemampuan berkomunikasi, keperluan dengan alat bantu, tingkat kemandirian, dan kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau masyarakat. Pengklasifikasian berdasarkan derajat kecacatan, akan mempengaruhi program penanganan yang cocok bagi penyandangnya.
a. Ringan
Seseorang dapat dikatakan menyandang cerebral palsy ringan apabila dalam kesehariannya dia tidak memerlukan bantuan khusus dari orang lain. Dia masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri, dapat berbicara dengan jelas, tidak memerlukan alat bantu khusus, dan mampu bersosialisasi dengan masyarakat tanpa hambatan. Pendidikan untuk cerebral palsy kategori ringan ini tidak harus dilakukan di sekolah khusus, karena tidak begitu memerlukan penanganan khusus. Apalagi bagi yang memiliki kapasitas inteligensi normal, akan lebih baik kalau di sekolahkan di sekolah regular.
b. Sedang
Bagi penyandang yang sewaktu-waktu masih memerlukan bantuan khusus dari orang lain dalam melakukan aktivitasnya, memakai alat bantu, ada kesulitan dalam berkomunikasi dan mobilitas sehingga memerlukan latihan khusus untuk melakukannya, maka penyandang seperti ini dimasukkkan ke dalam kategori cerebral palsy sedang. Layanan pendidikannya adalah di sekolah khusus, karena memang kecacatannya dirasakan cukup mengganggu sehingga dia memerlukan latihan khusus. Kemampuan dalam bersosialisasi akan cukup terganggu juga terkait dengan kecacatannya.
c. Berat
Penyandang cerebral palsy berat apabila memerlukan bantuan dalam segala aktivitasnya. Kemampun melakukan aktivitas sehari-hari dan kemampuan mobilitas tergantung penuh pada orang lain. Selama hidupnya selalu di atas kursi roda atau tempat tidur dan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi. Penyandang cerebral palsy seperti ini, membutuhkan perawatan sepanjang hidupnya dan penanganan terhadap kecacatannya karena kecacatannya bisa semakin parah sewaktu-waktu.
 
2. Berdasarkan Topografi 

Klasifikasi ini berdasarkan letak dan jumlah kelainan pada anggota gerak.
a. Monoplegia
Disebut monoplegia apabila hanya satu anggota gerak yang lumpuh, misalnya kaki kanan lumpuh, sedang kaki kiri dan kedua tangan normal.
b. Hemiplegia
Lumpuh anggota gerak atas dan bawah pada sisi yang sama, misalnya kaki kiri dan tangan kiri.
c. Paraplegia
Lumpuh pada kedua buah tungkai atau kaki.
d. Diplegia
Lumpuh pada kedua tangan atau kedua kaki. Lumpuh pada kedua kaki juga disebut paraplegia.
e. Triplegia
Apabila tiga anggota gerak mengalami kelumpuhan. Misalnya tangan kanan dan kedua kaki kanan dan kiri.
f. Quadriplegia
Apabila semua anggota gerak mengalami kelumpuhan, yaitu kedua tangan dan kedua kaki semuanya mengalami kelumpuhan.

3. Berdasarkan Fisiologi Kelainan Gerak

Pengklasifikasian ini berdasarkan pada gejala dari kelainan yang tampak.
a. Spastic
Ditandai dengan adanya kejang dan atau kaku pada sebagian atau seluruh otot. Letak kelainan cerebral palsy jenis spastic ini ada di tractus pyramidalis (motor cortex). Anak cerebral palsy jenis spastic dibedakan atas empat tipe, yaitu spastic hemiplegia, spastic paraplegia, spastic diplegia, dan spastic quadriplegia.
b. Dyskenisia
Ditandai dengan tidak adanya control dan koordinasi gerak dalam diri individu cerebral palsy. Yang termasuk dalam kelompok dyskenisia adalah athetosis, rigid, hipotonia, dan tremor.
1) Athetosis
Letak kelainan pada basal ganglion. Cerebral palsy jenis ini tidak terdapat kekakuan pada tubuhnya, tetapi terdapat gerakan-gerakan yang tidak terkontrol (involuntary movement) yang terjadi sewaktu-waktu. Gerakan ini tidak dapat dicegah, sehingga dapat mengganggu aktivitas. Gerakan otomatis tersebut terjadi pada tangan, kaki, mata, tangan, bibir, dan kepala.
2) Rigid
Cerebral palsy jenis rigid ini terjadi akibat adanya pendarahan di dalam otak. Gejalanya yaitu adanya kekakuan pada seluruh anggota gerak, tangn dan kaki sehingga sulit dibengkokkan. Leher dan punggung mengalai hiperektensi yaitu tegang yang sangat. Dengan demikian penyandang cerebral palsy jenis rigid ini selama hidupnya akan tergantung pada orang lain.
3) Hipotonia
Ditandai dengan tidak adanya ketegangan otot (poor muscle tone). Penderita hipotonia otot-ototnya tidak mampu merespon rangsang yang diberikan. Istilah lain hipotonia adalah atonia.
4) Tremor
Letak kelainannya pada substantia nigra. Gejala yang tampak adanya getaran-getaran kecil (ritmis) yang terus menerus pada mata, tangan, atau pada kepala. Getaran yang terus menerus pada anggota tubuh tersebut dapat mengganggu fungsinya, seperti getaran pada mata menyebabkan anak tidak dapat melihat dengn jelas, kabur. Begitu juga getaran pada kepala dan tangn dapat mengganggu anak berkonsentrasi dan menulis atau padsa aktvitas lain yang menggunakan kepala dan tangan.
c. Ataxia
Letak kelainannya pada otak kecil (cerebellum). Penderita mengalami gangguan keseimbangan. Otot-ototnya tidak kaku, tapi terkadang penderita tidak dapat berdiri dan berjalan karena adanya gangguan keseimbangan tersebut. Andaikan dapat berjalan, langkahnya seperti orang mabuk, kadang terlalu lebar atau terlalu pendek. Hal itu menyebabkan anak tidak dapat berjalan tegak dan jalannya gontai. Koordinasi mata dan tangn tidak berfungsi, sehingga anak mengalami kesulitan dalam menjangkau sesuatu ataupun akan akan mengalami kesulitan ketika makan.
d. Campuran
Artinya pada anak cerebral palsy menderita dua atau lebih kelainan. Misalnya spastic dan athetosis, atau tremor, spastic, dan athetosis. Kecacatan tersebut tergantung pada kerusakan yang terjadi pada otak. Letak kerusakan jenis ini di daerah pyramidal dan extrapyramidal. Apabila kerusakan terjadi pada pyramidal, kelainannya berbentuk spastic. Apabila terjadi di extrapyramidal kelainannya berbentuk athetosis, rigid, dan hipotonia. Tipe campuran ini kerusakannya terletak pada daerah pyramidal dan extrapyramidal dan bentuk kelainannya berupa spastic di kaki dan rigid di tangan.

Rabu, 09 November 2011

LATAH

1. Definisi Latah


A.Menurut KBBI edisi ketiga, latah mempunyai arti ;
  • Menderita sakit saraf dengan suka meniru-niru perbuatan atau ucapan orang lain.
  • Berkelakuan seperti orang gila, misalnya; karena kehilangan orang yang dicintai
  • Meniru-niru sikap, perbuatan, atau kebiasaan orang atau bangsa lain
  • Mengeluarkan kata-kata yang tidak senonoh.

B. Menurut Robert L. Winzeler

Latah adalah suatu keadaan fisik di mana penderita secara spontanitas mengeluarkan respon (berupa ucapan kata-kata atau kalimat dan sering disertai gerakan tubuh) terhadap suara atau gerakan yang sifatnya mengagetkan penderita. Sejauh ini, latah baru ditemukan di budaya dan orang Asia Tenggara, terutama Indonesia dan Malaysia. Oleh sebab itu, latah dianggap sebagai suatu sindrom khusus kebudayaan.

C. Menurut Dr. Rinrin R. Kaltarina, Psi,M.Si.

Latah adalah ucapan atau perbuatan yang terungkap atau tidak terkendali, pascareaksi kaget (starled reaction). Saat latah muncul yang berkuasa adalah alam bawah sadar (subconcious).

D. Menurut Psikolog Eva Septiana Barlianto M.Si. 

Latah adalah kebiasaan mengulang kata-kata terakhir yang diucapkan berkali-kali terutama pada kondisi kaget atau situasi tidak sesuai dengan orang yang bersangkutan. Latah bisa berupa kata lengkap atau hanya potongan kata paling akhir”.

E. Menurut Soenjono Dardjowidjojo, 2003 : 154).

Latah adalah suatu tindak kebahasaan pada waktu seseorang terkejut atau dikejutkan, tanpa sengaja mengeluarkan kata-kata secara spontan dan tidak sadar dengan apa yang diucapkannya


2. Penyebab Latah


Penyebab utama latah adalah kecemasan atau tertekan gara-gara stres. Ada beberapa teori yang menyebabkan timbulnya gangguan latah, yaitu :
Teori Pemberontakan. Dalam kondisi latah, seseorang bisa mengucapkan hal-hal yang dilarang tanpa merasa bersalah. Gejala ini semacam gangguan tingkah laku. Lebih kearah obsesif karena ada dorongan yang tidak terkendali untuk mengatakan atau melakukan sesuatu.
Teori Kecemasan. Gejala latah muncul karena yang bersangkutan memiliki kecemasan terhadap sesuatu tanpa ia sadari. Rata-rata, dalam kehidupan pengidap latah selalu terdapat tokoh otoriter, entah ayah atau ibu. Bisa jadi, latah merupakan jalan pemberontakannya terhadap dominan orang tua yang sangat menekan. Walau demikian tokoh otoriter tidak harus berasal dari lingkungan keluarga.
Teori Pengondisian. Inilah yang disebut latah gara-gara ketularan. Seseorang mengidap latah karena dikondisikan oleh lingkungannya, misalnya gara-gara latah, seseorang merasa diperhatikan dan diperhatikan oleh lingkungan. Dengan begitu, latah juga merupakan upaya mencari perhatian. Latah semacam ini disebut ”latah gaul”.


3. Macam – Macam Latah

Menurut Dr. Rinrin R. Kaltarina, Psi.,M.Si. Ada empat macam latah.

1. Ekolalia: mengulangi perkataan orang lain
2. Ekopraksia: meniru gerakan orang lain
3. Koprolalia: mengucapkan kata-kata yang dianggap tabu/kotor
4. Automatic obedience: melaksanakan perintah secara spontan pada saat terkejut, misalnya; ketika penderita dikejutkan dengan seruan perintah seperti ”sujud” atau ”peluk”, ia akan segera melakukan perintah itu.

4. Bahaya Latah

Mengekang Kreatifitas. Karena kita sudah terbiasa untuk meniru orang lain, berbuat seperti orang lain bertingkah laku. akhirnya kita kehilangan daya untuk ‘mencipta’ hal-hal yang baru, yang lebih segar dan kita akan mapan dengan kejumudan. “be a leader dont be a follower”

Mengikis keberagaman. Jangan harap menemukan hal-hal ‘baru’ jika budaya ini terlanjur menjadi akut. semua orang akan memilih untuk seragam ketimbang bersusah payah membuat hal yang sama sekali lain. Bisa-bisa slogan kita akan berubah dari “walaupun berbeda namun tetap satu jua” menjadi “walaupun satu asalkan berbeda-beda”.
Baik Buruknya Tergantung Peniruan
Menurut Evi Elviati, Psi., psikolog dari Essa Consulting Group, baik buruknya anak bersikap latah terhadap sang teman tergantung apa yang ditirunya. Jika sifatnya negatif, maka orang tua harus segera menghentikan dengan memberinya penjelasan kepada anak. Sebaliknya, jika yang dicontoh adalah hal-hal positif, maka orang tua justru harus memberikan dukungan agar anak terus melakukan hal itu. 


5. Penanganan / Penyembuhan


Syarat munculnya latah adalah adanya keterkejutan. Untuk mengurangi dan menyembuhkan latah, ia harus bisa menemukan ketenangan hidup. Misalnya, keluar dari rumah kalau orang tuanya kerap melakukan tekanan atau berganti bidang pekerjaan jika pekerjaannya itu membuatnya stres.
Untuk menyembuhkan si latah, lingkungan memang harus berempati. Ada penderita latah yang sembuh sendiri setelah berkeluarga dan hidup tenang. Selebihnya, penderita dianjurkan melakukan latihan relaksasi, meditasi, dan konsentrasi secara rutin. Kegiatan ini akan membantu penderita menuju kesembuhan. Dan, sering-seringlah melakukan aktivitas menyenangkan yang tidak membuat stres (Dr. Rinrin R. Khaltarina, Psi., M.Si.).
Terapi puasa cukup populer di Eropa maupun AS. Kabar gembira lain, hasil riset terakhir membuktikan puasa yang dijalankan secata tepat dan benar, bisa berfungsi sebagai terapi bagi penderita latah. Ini bersumber kepada fakta bakti bahwa pausa dapat membuat seseorang lebih mampu menguasai dan mengendalikan diri.

Jumat, 04 November 2011

DOWN SYNDROME


Definisi

Adalah suatu kelainan kromosom yang dapat dikenal sebagai manifestasi klinis yang cukup khas. Kelainan yang berdampak pada keterbelakangan pertumbuhan fisik dan mental. (LD. John, 1866)
Penyebab Gangguan

Down syndrome terjadi karena kelebihan kromosom pada manusia atau sering disebut cacat kromosomal. Pada umumnya memiliki 23 pasang kromosom atau 46 kromosom., namun pada down syndrome memiliki kromosom lebih banyak dari bayi normal. Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan diri saat terjadi pembelahan.
Kelainan kromosom inilah yang menyebakan terjadinya kelainan masalah terutama pada perkembangan tubuh.
Down syndrome sering kali berkaitan dengan ibu yang berusia tua saat hamil, dimana sering terjadi kemungkinan non dysfungtion. Walaupun demikian, penelitian mutakhir memperlihatkan bahwa ayah kemungkinan dapat menjadi karier dari kromosom ekstra.

Tanda dan Gejala
  • Tinggi badan yang relatif pendek
  • Kepala mengecil
  • Hidung mendatar seperti orang mongoloid
  • Mulut yang mengecil dan lidah yang menonjol keluar
  • Sering kali mata menjadi sipit dengan sudut bagian tengeh yang membentuk lipatan
  • Tangan yang pendek termasuk ruas ruas serta jarak antara jari pertama dan kedua baik pada tangan maupun kaki
  • Lapisan kulit tampak keriput
Gambar Penderita Down Syndrome