Cerebral palsy dilihat dari asal katanya adalah cerebral/cerebrum yang berarti otak dan palsy berarti kekakuan. Menurut arti katanya cerebral palsy merupakan suatu kekakuan yang disebabkan oleh kelainan yang terdapat di otak. Dengan demikian Cerebral palsy merupakan suatu kelainan yang disebabkan adanya gangguan dalam otak, dan kelainannya berupa kekakuan pada anggota gerak. Cerebral palsy disebut juga spastische-paralyse, karena kenyataannya pada anak cerebral palsy sering dijumpai kelayuhan atau kelumpuhan yang bersifat kekaku-kakuan. Cerebral palsy disebut pula Little disease yang diambil dari nama seorang dokter yang menemukannya yaitu Dr. William John Little dari Inggris yang merupakan orang pertama yang menulis tentang kelainan ini.
KLASIFIKASI CEREBRAL PALSY
1. Berdasarkan Derajat Kecacatannya
Berdasarkan derajat kecacatannya, cerebral palsy dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok. Yaitu ringan, sedang , dan berat. Pengklasifikasian ini dilandasi atas kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari / activity daily living (contoh : makan, mandi, berpakaian, mencuci), kemampuan berkomunikasi, keperluan dengan alat bantu, tingkat kemandirian, dan kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan atau masyarakat. Pengklasifikasian berdasarkan derajat kecacatan, akan mempengaruhi program penanganan yang cocok bagi penyandangnya.
a. Ringan
Seseorang dapat dikatakan menyandang cerebral palsy ringan apabila dalam kesehariannya dia tidak memerlukan bantuan khusus dari orang lain. Dia masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri, dapat berbicara dengan jelas, tidak memerlukan alat bantu khusus, dan mampu bersosialisasi dengan masyarakat tanpa hambatan. Pendidikan untuk cerebral palsy kategori ringan ini tidak harus dilakukan di sekolah khusus, karena tidak begitu memerlukan penanganan khusus. Apalagi bagi yang memiliki kapasitas inteligensi normal, akan lebih baik kalau di sekolahkan di sekolah regular.
b. Sedang
Bagi penyandang yang sewaktu-waktu masih memerlukan bantuan khusus dari orang lain dalam melakukan aktivitasnya, memakai alat bantu, ada kesulitan dalam berkomunikasi dan mobilitas sehingga memerlukan latihan khusus untuk melakukannya, maka penyandang seperti ini dimasukkkan ke dalam kategori cerebral palsy sedang. Layanan pendidikannya adalah di sekolah khusus, karena memang kecacatannya dirasakan cukup mengganggu sehingga dia memerlukan latihan khusus. Kemampuan dalam bersosialisasi akan cukup terganggu juga terkait dengan kecacatannya.
c. Berat
Penyandang cerebral palsy berat apabila memerlukan bantuan dalam segala aktivitasnya. Kemampun melakukan aktivitas sehari-hari dan kemampuan mobilitas tergantung penuh pada orang lain. Selama hidupnya selalu di atas kursi roda atau tempat tidur dan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi. Penyandang cerebral palsy seperti ini, membutuhkan perawatan sepanjang hidupnya dan penanganan terhadap kecacatannya karena kecacatannya bisa semakin parah sewaktu-waktu.
2. Berdasarkan Topografi
Klasifikasi ini berdasarkan letak dan jumlah kelainan pada anggota gerak.
a. Monoplegia
Disebut monoplegia apabila hanya satu anggota gerak yang lumpuh, misalnya kaki kanan lumpuh, sedang kaki kiri dan kedua tangan normal.
b. Hemiplegia
Lumpuh anggota gerak atas dan bawah pada sisi yang sama, misalnya kaki kiri dan tangan kiri.
c. Paraplegia
Lumpuh pada kedua buah tungkai atau kaki.
d. Diplegia
Lumpuh pada kedua tangan atau kedua kaki. Lumpuh pada kedua kaki juga disebut paraplegia.
e. Triplegia
Apabila tiga anggota gerak mengalami kelumpuhan. Misalnya tangan kanan dan kedua kaki kanan dan kiri.
f. Quadriplegia
Apabila semua anggota gerak mengalami kelumpuhan, yaitu kedua tangan dan kedua kaki semuanya mengalami kelumpuhan.
3. Berdasarkan Fisiologi Kelainan Gerak
Pengklasifikasian ini berdasarkan pada gejala dari kelainan yang tampak.
a. Spastic
Ditandai dengan adanya kejang dan atau kaku pada sebagian atau seluruh otot. Letak kelainan cerebral palsy jenis spastic ini ada di tractus pyramidalis (motor cortex). Anak cerebral palsy jenis spastic dibedakan atas empat tipe, yaitu spastic hemiplegia, spastic paraplegia, spastic diplegia, dan spastic quadriplegia.
b. Dyskenisia
Ditandai dengan tidak adanya control dan koordinasi gerak dalam diri individu cerebral palsy. Yang termasuk dalam kelompok dyskenisia adalah athetosis, rigid, hipotonia, dan tremor.
1) Athetosis
Letak kelainan pada basal ganglion. Cerebral palsy jenis ini tidak terdapat kekakuan pada tubuhnya, tetapi terdapat gerakan-gerakan yang tidak terkontrol (involuntary movement) yang terjadi sewaktu-waktu. Gerakan ini tidak dapat dicegah, sehingga dapat mengganggu aktivitas. Gerakan otomatis tersebut terjadi pada tangan, kaki, mata, tangan, bibir, dan kepala.
2) Rigid
Cerebral palsy jenis rigid ini terjadi akibat adanya pendarahan di dalam otak. Gejalanya yaitu adanya kekakuan pada seluruh anggota gerak, tangn dan kaki sehingga sulit dibengkokkan. Leher dan punggung mengalai hiperektensi yaitu tegang yang sangat. Dengan demikian penyandang cerebral palsy jenis rigid ini selama hidupnya akan tergantung pada orang lain.
3) Hipotonia
Ditandai dengan tidak adanya ketegangan otot (poor muscle tone). Penderita hipotonia otot-ototnya tidak mampu merespon rangsang yang diberikan. Istilah lain hipotonia adalah atonia.
4) Tremor
Letak kelainannya pada substantia nigra. Gejala yang tampak adanya getaran-getaran kecil (ritmis) yang terus menerus pada mata, tangan, atau pada kepala. Getaran yang terus menerus pada anggota tubuh tersebut dapat mengganggu fungsinya, seperti getaran pada mata menyebabkan anak tidak dapat melihat dengn jelas, kabur. Begitu juga getaran pada kepala dan tangn dapat mengganggu anak berkonsentrasi dan menulis atau padsa aktvitas lain yang menggunakan kepala dan tangan.
c. Ataxia
Letak kelainannya pada otak kecil (cerebellum). Penderita mengalami gangguan keseimbangan. Otot-ototnya tidak kaku, tapi terkadang penderita tidak dapat berdiri dan berjalan karena adanya gangguan keseimbangan tersebut. Andaikan dapat berjalan, langkahnya seperti orang mabuk, kadang terlalu lebar atau terlalu pendek. Hal itu menyebabkan anak tidak dapat berjalan tegak dan jalannya gontai. Koordinasi mata dan tangn tidak berfungsi, sehingga anak mengalami kesulitan dalam menjangkau sesuatu ataupun akan akan mengalami kesulitan ketika makan.
d. Campuran
Artinya pada anak cerebral palsy menderita dua atau lebih kelainan. Misalnya spastic dan athetosis, atau tremor, spastic, dan athetosis. Kecacatan tersebut tergantung pada kerusakan yang terjadi pada otak. Letak kerusakan jenis ini di daerah pyramidal dan extrapyramidal. Apabila kerusakan terjadi pada pyramidal, kelainannya berbentuk spastic. Apabila terjadi di extrapyramidal kelainannya berbentuk athetosis, rigid, dan hipotonia. Tipe campuran ini kerusakannya terletak pada daerah pyramidal dan extrapyramidal dan bentuk kelainannya berupa spastic di kaki dan rigid di tangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar